Diposting oleh
Unknown
|
Label:
Jin
undefinedundefined
undefined
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
Berinteraksi dengan Jin
Jin memang diakui keberadaannya dalam syariat. Sayangnya, banyak
masyarakat yang menyikapinya dengan dibumbui klenik mistis. Bahkan
belakangan, tema jin dan alam ghaib menjadi salah satu komoditi yang
menyesaki tayangan berbagai media.
Fenomena alam jin akhir-akhir ini menjadi topik yang ramai
diperbincangkan dan hangat di bursa obrolan. Menggugah keinginan banyak
orang untuk mengetahui lebih jauh dan menyingkap tabir rahasianya,
terlebih ketika mereka banyak disuguhi tayangan-tayangan televisi yang
sok berbau alam ghaib. Lebih parah lagi, pembahasan seputar itu tak
lepas dari pemahaman mistik yang menyesatkan dan membahayakan aqidah.
Padahal alam ghaib, jin, dan sebagainya merupakan perkara yang harus
diimani keberadaannya dengan benar.
Membahas topik seputar jin sendiri sejatinya sangatlah panjang.
Sampai-sampai guru kami Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu
mengatakan: “Bila ada seseorang yang menulisnya, tentu akan keluar
menjadi sebuah buku seperti Bulughul Maram atau Riyadhus Shalihin,
dilihat dari sisi klasifikasinya, yang muslim dan yang kafir, penguasaan
jin dan setan, serta godaan-godaannya terhadap Bani Adam.”
——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
——————————————
Keagamaan Kaum Jin
Jin tak jauh berbeda dengan Bani Adam. Di antara mereka ada yang
shalih dan ada pula yang rusak lagi jahat. Seperti firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala menghikayatkan mereka:
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا
“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih dan di
antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh
jalan yang berbeda-beda.” (Al-Jin: 11)
Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada
(pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.” (Al-Jin: 14)
Di antara mereka ada yang kafir, jahat dan perusak, ada yang bodoh,
ada yang sunni, ada golongan Syi’ah, serta ada juga golongan sufi.
Diriwayatkan dari Al-A’masy, beliau berkata: “Jin pernah datang
menemuiku, lalu kutanya: ‘Makanan apa yang kalian sukai?’ Dia menjawab:
‘Nasi.’ Maka kubawakan nasi untuknya, dan aku melihat sesuap nasi
diangkat sedang aku tidak melihat siapa-siapa. Kemudian aku bertanya:
‘Adakah di tengah-tengah kalian para pengikut hawa nafsu seperti yang
ada di tengah-tengah kami?’ Dia menjawab: ‘Ya.’
‘Bagaimana keadaan golongan Rafidhah yang ada di tengah kalian?”
tanyaku. Dia menjawab: ‘Merekalah yang paling jelek di antara kami’.”
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Aku perlihatkan sanad riwayat ini
pada guru kami, Al-Hafizh Abul Hajjaj Al-Mizzi, dan beliau mengatakan:
‘Sanad riwayat ini shahih sampai Al-A’masy’.” (Tafsir Al-Qur`anul
’Azhim, 4/451)
——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
——————————————
Mendakwahi Jin
Dakwah memiliki kedudukan yang sangat agung. Dakwah merupakan bagian
dari kewajiban yang paling penting yang diemban kaum muslimin secara
umum dan para ulama secara lebih khusus. Dakwah merupakan jalan para
rasul, di mana mereka merupakan teladan dalam persoalan yang besar ini.
Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan para ulama untuk
menerangkan kebenaran dengan dalilnya dan menyeru manusia kepadanya.
Sehingga keterangan itu dapat mengeluarkan mereka dari gelapnya
kebodohan, dan mendorong mereka untuk melaksanakan urusan dunia dan
agama sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Dakwah yang diemban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dakwah
yang universal, tidak terbatas kepada kaum tertentu tetapi untuk seluruh
manusia. Bahkan kaum jin pun menjadi bagian dari sasaran dakwahnya.
Al-Qur`an telah mengabarkan kepada kita bahwa sekelompok kaum jin
mendengarkan Al-Qur`an, sebagaimana tertera dalam surat Al-Ahqaf ayat
29-32. Kemudian Allah menyuruh Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam
agar memberitahukan yang demikian itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا
“Katakanlah (hai Muhammad): ‘Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya:
sekumpulan jin telah mendengarkan Al-Qur`an, lalu mereka berkata:
‘Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur`an yang menakjubkan’,” dan
seterusnya. (Lihat Al-Qur`an surat Al-Jin: 1)
Tujuan dari itu semua adalah agar manusia mengetahui ihwal kaum jin,
bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada segenap manusia
dan jin. Di dalamnya terdapat petunjuk bagi manusia dan jin serta apa
yang wajib bagi mereka yakni beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Rasul-Nya, dan hari akhir. Juga taat kepada Rasul-Nya dan larangan dari
melakukan kesyirikan dengan jin.
Jika jin itu sebagai makhluk hidup, berakal dan dibebani perintah dan
larangan, maka mereka akan mendapatkan pahala dan siksa. Bahkan karena
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun diutus kepada mereka, maka wajib
atas seorang muslim untuk memberlakukan di tengah-tengah mereka seperti
apa yang berlaku di tengah-tengah manusia berupa amar ma’ruf nahi
mungkar dan berdakwah seperti yang telah disyariatkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan Rasul-Nya. Juga seperti yang telah diserukan dan dilakukan
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas mereka. Bila mereka menyakiti,
maka hadapilah serangannya seperti saat membendung serangan manusia.
(Idhahu Ad-Dilalah fi ‘Umumi Ar-Risalah, hal. 13 dan 16)
Mendakwahi kaum jin tidaklah mengharuskan seseorang untuk terjun
menyelami seluk-beluk alam dan kehidupan mereka, serta bergaul langsung
dengannya. Karena semua ini tidaklah diperintahkan. Sebab, lewat
majelis-majelis ta’lim dan kegiatan dakwah lainnya yang dilakukan di
tengah-tengah manusia berarti juga telah mendakwahi mereka.
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu berkata: “Bisa jadi ada
sebagian orang mengira bahwa para jin itu tidak menghadiri
majelis-majelis ilmu. Ini adalah sangkaan yang keliru. Padahal tidak ada
yang dapat mencegah mereka untuk menghadirinya, kecuali di antaranya
ada yang mengganggu dan ada setan-setan.
Maka kita katakan:
وَقُلْ رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ. وَأَعُوْذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُوْنِ
“Ya Rabbku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan.
Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Rabbku, dari kedatangan
mereka kepadaku.” (Al-Mu`minun: 97-98) [lihat Nashihatii li Ahlis Sunnah
Minal Jin]
——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
——————————————
Adakah Rasul dari Kalangan Jin?
Para ulama berselisih pendapat tentang masalah ini, apakah dari
kalangan jin ada rasul, ataukah rasul itu hanya dari kalangan manusia?
Sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَامَعْشَرَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ
يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ
هَذَا قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِيْنَ
“Wahai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu
rasul-rasul dari golongan kamu sendiri yang menyampaikan kepadamu
ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan
hari ini?” Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri’.
Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri
mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” (Al-An’am:
130)
Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini untuk menyatakan bahwa ada
rasul dari kalangan jin. Juga berdalilkan dengan sebuah atsar (riwayat)
dari Adh-Dhahhak ibnu Muzahim. Beliau mengatakan bahwa ada rasul dari
kalangan jin. Yang berpendapat seperti ini di antaranya adalah Muqatil
dan Abu Sulaiman, namun keduanya tidak menyebutkan sandaran (dalil)-nya.
(Zadul Masir, 3/125) Yang benar, wal ’ilmu ’indallah, tidak ada rasul
dari kalangan jin. Dan pendapat inilah yang para salaf dan khalaf berada
di atasnya. Adapun atsar yang datang dari Adh-Dhahhak, telah
diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam Tafsir-nya (12/121). Namun di dalam
sanadnya ada syaikh (guru) Ibnu Jarir yang bernama Ibnu Humaid yakni
Muhammad bin Humaid Abu Abdillah Ar-Razi. Para ulama banyak
membicarakannya, seperti Al-Imam Al-Bukhari telah berkata tentangnya:
“Fihi nazhar (perlu ditinjau kembali, red.).” Al-Imam Adz-Dzahabi
rahimahullahu berkata: “Dia, bersamaan dengan kedudukannya sebagai imam,
adalah mungkarul hadits, pemilik riwayat yang aneh-aneh.” (Siyarul
A’lam An-Nubala`, 11 / 530). Lebih lengkapnya silahkan pembaca merujuk
kitab-kitab al-jarhu wa ta’dil.
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Tidak ada rasul dari kalangan jin
seperti yang telah dinyatakan Mujahid dan Ibnu Juraij serta yang
lainnya dari para ulama salaf dan khalaf. Adapun berdalil dengan ayat
–yakni Al-An’am: 130–, maka perlu diteliti ulang karena masih
terdapatnya kemungkinan, bukan merupakan sesuatu yang sharih (jelas
pendalilannya). Sehingga kalimat ‘dari golongan kamu sendiri’ maknanya
adalah ‘dari salah satu golongan kamu’.” (Lihat Tafsir Al-Qur`anul
‘Azhim, 2/188)
——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
——————————————
Menikah dengan Jin
Menikah adalah satu-satunya cara terbaik untuk mendapatkan keturunan.
Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkannya untuk segenap
hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنْكِحُوا اْلأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang
perempuan.”(An-Nuur: 32)
Kaum jin memiliki keturunan dan anak keturunannya beranak-pinak,
sebagaimana manusia berketurunan dan anak keturunannya beranak-pinak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُوْنِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ
“Patutkah kalian mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai
pemimpin selain-Ku, sedangkan mereka adalah musuh kalian?” (Al-Kahfi:
50)
Kalangan kaum jin itu ada yang berjenis laki-laki dan ada juga
perempuan, sehingga untuk mendapatkan keturunan merekapun saling
menikah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلاَ جَانٌّ
“Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni
surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (Ar-Rahman:
56)
Artha’ah Ibnul Mundzir rahimahullahu berkata: “Dhamrah ibnu Habib
pernah ditanya: ‘Apakah jin akan masuk surga?’ Beliau menjawab: ‘Ya, dan
mereka pun menikah. Untuk jin yang laki-laki akan mendapatkan jin yang
perempuan, dan untuk manusia yang jenis laki-laki akan mendapatkan yang
jenis perempuan’.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya,
4/288)
Termasuk kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap Bani Adam,
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan untuk mereka suami-suami atau
istri-istri dari jenis mereka sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya. Dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang.” (Ar-Rum: 21)
Perkara ini, yakni pernikahan antara manusia dengan manusia adalah
hal yang wajar, lumrah dan sesuai tabiat, karena adanya rasa cinta dan
kasih sayang di tengah-tengah mereka. Persoalannya, mungkinkah terjadi
pernikahan antara manusia dengan jin, atau sebaliknya jin dengan
manusia?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Pernikahan
antara manusia dengan jin memang ada dan dapat menghasilkan anak.
Peristiwa ini sering terjadi dan populer. Para ulama pun telah
menyebutkannya. Namun kebanyakan para ulama tidak menyukai pernikahan
dengan jin.” (Idhahu Ad-Dilalah hal. 16) 1
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu mengatakan: “Para ulama
telah berselisih pendapat tentang perkara ini sebagaimana dalam kitab
Hayatul Hayawan karya Ad-Dimyari. Namun menurutku, hal itu
diperbolehkan, yakni laki-laki yang muslim menikahi jin wanita yang
muslimah. Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepada-nya…” (Ar-Rum: 21),
maka –maknanya– ini adalah anugrah yang terbesar di mana manusia yang
jenis laki-laki menikah dengan manusia yang jenis perempuan, dan jin
laki-laki dengan jin perempuan.
Tetapi jika seorang laki-laki dari kalangan manusia menikah dengan
seorang perempuan dari kalangan jin, maka kita tidak memiliki alasan
dari syariat yang dapat mencegahnya. Demikian juga sebaliknya. Hanya
saja Al-Imam Malik rahimahullahu tidak menyukai bila seorang wanita
terlihat dalam keadaan hamil, lalu dia ditanya: “Siapa suamimu?” Dia
menjawab: “Suamiku dari jenis jin.”
Saya (Asy-Syaikh Muqbil) katakan: “Memungkinkan sekali fenomena yang
seperti ini membuka peluang terjadinya perzinaan dan kenistaan.”
(Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)
——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
——————————————
Meminta Bantuan Jin
Sangat rasional dan amatlah sesuai dengan fitrah bila yang lemah
meminta bantuan kepada yang kuat, dan yang kekurangan meminta bantuan
kepada yang serba kecukupan.
Manusia lebih mulia dan lebih tinggi kedudukannya daripada jin.
Sehingga sangatlah jelek dan tercela bila manusia meminta bantuan kepada
jin. Selain itu, bila ternyata yang dimintai bantuannya adalah setan,
maka secara perlahan, setan itu akan menyuruh kepada kemaksiatan dan
penyelisihan terhadap agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ اْلإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin. Maka
jin-jin itu menambah ketakutan bagi mereka.” (Al-Jin: 6)
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Ada sekelompok orang dari
kalangan manusia yang menyembah beberapa dari kalangan jin, lalu para
jin itu masuk Islam. Sementara sekelompok manusia yang menyembahnya itu
tidak mengetahui keislamannya, mereka tetap menyembahnya sehingga Allah
Subhanahu wa Ta’ala mencela mereka.” (Diambil dari Qa’idah ’Azhimah,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal. 24)
Jin tidak mengetahui perkara yang ghaib dan tidak punya kekuatan
untuk memberikan kemudharatan tidak pula mendatangkan kemanfaatan. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ
إِلاَّ دَابَّةُ اْلأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ
تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا
لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِيْنِ
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang
menunjukkan kematiannya itu kepada mereka kecuali rayap yang memakan
tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa
kalau mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam
siksa yang menghinakan.” (Saba`: 14)
Jin tidak memiliki kemampuan untuk menolak mudharat atau
memindahkannya. Jin tidak bisa mentransfer penyakit dari tubuh manusia
ke dalam tubuh binatang. Demikian pula manusia, tidak punya kemampuan
untuk itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَنْ
يُؤْمِنُ بِاْلآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ. قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُوْنِ
اللهِ لاَ يَمْلِكُوْنَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلاَ فِي
اْلأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيْهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ
ظَهِيْرٍ
“Dan tidak adalah kekuasaan Iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah
agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan
akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Rabbmu Maha
Memelihara segala sesuatu. Katakanlah: ‘Serulah mereka yang kamu anggap
(sebagai sesembahan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan)
seberat zarrahpun di langit dan di bumi. Dan mereka tidak mempunyai
suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak
ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya’.” (Saba`: 21-22)
——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
——————————————
Gangguan Jin
Secara umum, gangguan jin merupakan sesuatu yang tidak diragukan lagi
keberadaannya, baik menurut pemberitaan Al-Qur`an, As-Sunnah, maupun
ijma’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah
perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (Fushshilat: 36)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ عَرَضَ لِي فَشَدَّ عَلَيَّ لِيَقْطَعَ الصَّلاَةَ
عَلَيَّ فَأَمْكَنَنِي اللهُ مِنْهُ فَذَعَتُّهُ وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ
أُوْثِقَهُ إِلَى سَارِيَةٍ حَتَّى تُصْبِحُوا فَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ
فَذَكَرْتُ قَوْلَ سُلَيْمَانَ عَلَيْهِ السَّلاَم: رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا
لاَ يَنْبَغِي لأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي. فَرَدَّهُ اللهُ خَاسِيًا
“Sesungguhnya setan menampakkan diri di hadapanku untuk memutus
shalatku. Namun Allah memberikan kekuasaan kepadaku untuk menghadapinya.
Maka aku pun membiarkannya. Sebenarnya aku ingin mengikatnya di sebuah
tiang hingga kalian dapat menontonnya. Tapi aku teringat perkataan
saudaraku Sulaiman ‘alaihissalam: ‘Ya Rabbi anugerahkanlah kepadaku
kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku’. Maka Allah
mengusirnya dalam keadaan hina.” (HR. Al-Bukhari no. 4808, Muslim no.
541 dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang
mendirikan shalat, lalu didatangi setan. Beliau memegangnya dan
mencekiknya. Beliau bersabda:
حَتَّى إِنِّي لأَجِدُ بَرْدَ لِسَانِهِ فِي يَدَيَّ
“Hingga tanganku dapat merasakan lidahnya yang dingin yang menjulur
di antara dua jariku: ibu jari dan yang setelahnya.” (HR. Ahmad, 3/82-83
dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu)
Diriwayatkan dari ‘Utsman bin Abil ‘Ash radhiallahu ‘anhu, ia berkata:
يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ
صَلاَتِي وَقِرَاءَتِي يَلْبِسُهَا عَلَيَّ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ فَإِذَا
أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ
ثَلاَثًا. قَالَ: فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَهُ اللهُ عَنِّي
“Wahai Rasulullah, setan telah menjadi penghalang antara diriku dan
shalatku serta bacaanku.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Itulah setan yang bernama Khanzab. Jika engkau merasakannya, maka
berlindunglah kepada Allah darinya dan meludahlah ke arah kiri tiga
kali.” Aku pun melakukannya dan Allah telah mengusirnya dari sisiku.
(HR. Muslim no. 2203 dari Abul ’Ala`)
Gangguan jin juga bisa berupa masuknya jin ke dalam tubuh manusia
yang diistilahkan orang sekarang dengan kesurupan atau kerasukan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Keberadaan jin
merupakan perkara yang benar menurut Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya
serta kesepakatan salaful ummah dan para imamnya. Demikian pula masuknya
jin ke dalam tubuh manusia adalah perkara yang benar dengan kesepakatan
para imam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبَا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
(tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275)
Dan dalam hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan itu berjalan di dalam diri anak Adam melalui aliran darah.”
Tidak ada imam kaum muslimin yang mengingkari masuknya jin ke dalam
tubuh orang yang kesurupan. Siapa yang mengingkarinya dan menyatakan
bahwa syariat telah mendustakannya, berarti dia telah mendustakan
syariat itu sendiri. Tidak ada dalil-dalil syar’i yang menolaknya.”
(Majmu’ul Fatawa, 24/276-277, diambil dari tulisan Asy-Syaikh Ibnu Baz,
Idhahul Haq)
Ibnul Qayyim juga telah panjang lebar menerangkan masalah ini. (Lihat Zadul Ma’ad, 4/66-69)
——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
——————————————
Golongan yang Mengingkari Masuknya Jin ke dalam Tubuh Manusia (Kesurupan)
a. Kaum orientalis, musuh-musuh Islam yang tidak percaya kecuali kepada hal-hal yang bisa diraba panca indra.
b. Para ahli filsafat dan antek-anteknya, mereka mengingkari
keberadaan jin. Maka secara otomatis merekapun mengingkari merasuknya
jin ke dalam tubuh manusia.
c. Kaum Mu’tazilah, mereka mengakui adanya jin tetapi menolak masuknya jin ke dalam tubuh manusia.
d. Prof. Dr. ‘Ali Ath-Thanthawi, guru besar Universitas Al-Azhar,
Kairo. Ia mengingkari dan mendustakan terjadinya kesurupan karena jin
dan menganggap hal itu hanyalah sesuatu yang direkayasa (lihat artikel
Idhahul Haq fi Dukhulil Jinni Fil Insi, Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz
rahimahullahu)
e. Dr. Muhammad Irfan. Dalam surat kabar An-Nadwah tanggal 14/10/1407
H, menyatakan bahwa: “Masuknya jin ke dalam tubuh manusia dan bicaranya
jin lewat lisan manusia adalah pemahaman ilmiah yang salah 100%.”
(Idhahul Haq)
f. Persatuan Islam (PERSIS). Dalam Harian Pikiran Rakyat tanggal 5
September 2005, mengeluarkan beberapa pernyataan yang diwakili Dewan
Hisbahnya, sebagai berikut: “Poin 7 …Tidak ada kesurupan jin, keyakinan
dan pengobatan kesurupan jin adalah dusta dan syirik.”
Semua pengingkaran atas kemampuan masuknya jin ke dalam tubuh manusia
adalah batil. Hanya terlahir dari sedikitnya ilmu akan perkara-perkara
yang syar’i dan terhadap apa yang ditetapkan ahlul ilmi dari kalangan
Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Abdullah bin Ahmad bin Hambal berkata: “Aku
pernah berkata pada ayahku: ‘Sesungguhnya ada sekumpulan kaum yang
berkata bahwa jin tidak dapat masuk ke tubuh manusia yang kerasukan.’
Maka ayahku berkata: ‘Wahai anakku, tidak benar. Mereka itu berdusta.
Bahkan jin dapat berbicara lewat lidahnya’.” (Idhahu Ad-Dilalah, atau
lihat Majmu’ul Fatawa, 19/10)
Berikut ini pernyataan para mufassir (ahli tafsir) berkenaan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبَا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.”
(Al-Baqarah: 275)
Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullahu mengatakan: “Yakni
bahwa orang-orang yang menjalankan praktek riba ketika di dunia, maka
pada hari kiamat nanti akan bangkit dari dalam kuburnya seperti
bangkitnya orang yang kesurupan setan yang dirusak akalnya di dunia.
Orang itu seakan kerasukan setan sehingga menjadi seperti orang gila.”
(Jami’ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur`an, 3/96)
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menegaskan: “Ayat ini adalah
argumen yang mementahkan pendapat orang yang mengingkari adanya
kesurupan jin dan menganggap yang terjadi hanyalah faktor proses alamiah
dalam tubuh manusia serta bahwa setan sama sekali tidak dapat merasuki
manusia.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 3/355)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Yakni mereka tidak akan
bangkit dari kuburnya pada hari kiamat melainkan seperti bangkitnya
orang yang kesurupan setan saat setan itu merasukinya.” (Tafsir
Al-Qur`anul ‘Azhim, 1/359)
——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
——————————————
Penyebab Kesurupan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu menjelaskan bahwa
masuknya jin pada tubuh manusia bisa jadi karena dorongan syahwat, hawa
nafsu dan rasa cinta kepada manusia, sebagaimana yang terjadi antara
manusia satu sama lainnya. Terkadang -atau bahkan mayoritasnya- juga
karena dendam dan kemarahan atas apa yang dilakukan sebagian manusia
seperti buang air kecil, menuangkan air panas yang mengenai sebagian
mereka, serta membunuh sebagian mereka meskipun manusia tidak
mengetahuinya.
Kalangan jin juga banyak melakukan kedzaliman dan banyak pula yang
bodoh, sehingga mereka melakukan pembalasan di luar batas. Masuknya jin
ke tubuh manusia terkadang disebabkan keisengan sebagian mereka dan
tindakan jahat yang dilakukannya. (Idhahu Ad-Dilalah Fi ‘Umumi
Ar-Risalah, hal. 16)
Bagaimana kita menghindari gangguan-gangguan itu?
Ibnu Taimiyah rahimahullahu menjelaskan: “Adapun orang yang melawan
permusuhan jin dengan cara yang adil sebagaimana Allah dan Rasul-Nya
perintahkan, maka dia tidak mendzalimi jin. Bahkan ia taat kepada Allah
dan Rasul-Nya dalam menolong orang yang terdzalimi, membantu orang yang
kesusahan, dan menghilangkan musibah dari orang yang tertimpanya, dengan
cara yang syar’i dan tidak mengandung syirik serta tidak mengandung
kedzaliman terhadap makhluk. Yang seperti ini, jin tidak akan
mengganggunya, mungkin karena jin tahu bahwa dia orang yang adil atau
karena jin tidak mampu mengganggunya. Tapi bila jin itu dari kalangan
yang sangat jahat, bisa jadi dia tetap mengganggunya, tetapi dia lemah.
Untuk yang seperti ini, semestinya ia melindungi diri dengan membaca
ayat Kursi, Al-Falaq, An-Nas (atau bacaan lain yang semakna, ed),
shalat, berdoa, dan semacam itu yang bisa menguatkan iman dan menjauhkan
dari dosa-dosa…” (Idhahu Ad-Dilalah, hal. 138)
Pembaca, demikian yang dapat kami paparkan di sini, mudah-mudahan dapat mewakili apa yang belum lengkap penjelasannya.
Wal’ilmu ’indallah.
1 Di antara ulama yang berpendapat terlarangnya hal itu adalah
Asy-Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi rahimahullahu. Beliau
mengatakan: “Saya tidak mengetahui dalam Kitabullah maupun Sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adanya dalil yang menunjukkan
bolehnya pernikahan antara manusia dan jin. Bahkan yang bisa dijadikan
pendukung dari dzahir ayat adalah tidak bolehnya hal itu.” (Adhwa`ul
Bayan, 3/321)
Badruddin Asy-Syibli dalam bukunya Akamul Mirjan mengemukakan bahwa
sekelompok tabi’in membenci pernikahan jin dengan manusia. Di antara
mereka adalah Al-Hasan, Qatadah, Az-Zuhri, Hajjaj bin Arthah, demikian
pula sejumlah ulama Hanafiyah.
SEJARAH DAN KEHIDUPAN JIN
Jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, secara harfiah
berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”.
Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras
mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api. Makhluk ciptaan
Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa, di antara
yang bernyawa adalah jin. Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang
tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari
golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata
manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat
mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang
dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang
dapat dilihat mata manusia biasa. Tentang asal kejadian jin, Allah
menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin
diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat yang akan kami
jelaskan di bawah.
Pada makalah ini, kami akan mengulas lebih luas lagi mengenai jin
sesuai dengan ayat-ayat yang terdapat dalam al-Qur’an. Makalah sederhana
ini kami susun dengan harapan apa yang kami sampaikan akan membawa
manfaat bagi setiap orang serta mendapat ridho dari Allah serta pahala
kebaikan dari-Nya.
Amien ya rabbal ‘alamien…..
Tujuan penulisan dari artikel ini adalah sebagai berikut:
Ø Untuk mengetahui dan memahami definisi Jin.
Ø Untuk mengetahui Asal Mula Penciptaan Jin.
Ø Untuk mengetahui Bentuk dan Jenis Jin
Ø Untuk mengetahui Kehidupan Jin
Ø Untuk mengetahui Interaksi Antara Manusia dan Jin
Ø Untuk mengetahui Penyakit yang ditimbulkan Jin
Ø Untuk mengetahui Cara Menghindari Gangguan Jin
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami temukan berdasarkan judul makalah ini adalah:
1. Apakah Definisi Jin?
2. Bagaimana Asal Mula Penciptaan Jin?
3. Bagaimana Bentuk Jin dan Apa saja Jenis Jin?
4. Bagaimana Kehidupan Jin itu?
5. Bagaimana Interaksi yang Terjadi Antara Manusia dan Jin?
6. Apa saja Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Jin?
7. Bagaimana Cara Menghindari Gangguan Jin?
A. Definisi Jin
Jin secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau
“tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah
salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam
al-Marjan fi Ahkam al-Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan
jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi, terhalang,
tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat
dilihat) dengan kasat mata manusia.
Dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menceritakan tentang Jin. Diantaranya:
1. Surah Al-Hijr ayat 26 – 27:
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah
liat yang kering kerontang yang berasal dari lumpur hitam yang diberi
bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan manusia dari api
yang sangat panas.”
2. Surah Ar-Rahman ayat 15:
Artinya: “Dia (Allah) menciptakan Jann (Jin) dari nyala api (Pucuk api yang menyala-nyala atau Maarij)”
3. Surah Al-’Araf ayat 12:
Artinya: “Engkau ciptakan aku (kata Iblis) dari api sedangkan ciptakan dia (Adam) dari tanah.”
4. Dari Hadis Nabi saw yang telah diriwayatkan oleh Muslim ra:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, Jaan diciptakan dari lidah api
sedangkan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan kepada kamu
(tanah).”
5. Al-A’raf Ayat 72:
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”
B. Asal Mula Penciptaan Jin
-Qs Al-Hijr : 26 – 27 :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami
telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”
– Qs Al-Baqarah ayat 30 :
Yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”
– Qs Ar-Rahman ayat 15 :
Yang artinya : “dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”
A. Tafsir Mufradat
الْجَانَّ : sejenis jin
مَارِجٍ : kobaran mulus yang tidak bercampur dengan asap
B. Asbabun Nuzul
Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan, kami tidak menemukan asbabun nuzul surat tersebut.
C. Tafsir Ayat
Dan allah SWT, bahwasanya allah telah menciptakan jin dan api yang
jernih, yang sebenarnya bercampur dengan sebagian yang lain. Yakni dari
kobaran api yang kuning dengan kobaran api yang merah, dengan kobaran
api yang kehijau-hijauan.
Jadi, sama seperti halnya dengan manusia juga diciptakan dari
unsur-unsur yang bermacam-macam, begitu pula dengan jin, diciptakan dari
bermacam-macam kobaran api yang bercampur menjadi satu.
– “Al-Maarij”
Maarij yaitu nyala api yang sangat besar dan sangat panas atau
“Al-Lahab” yaitu lidah api yang bercampur menjadi satu yaitu merah,
hitam, kuning dan biru. Beberapa ulama juga mengatakan bahwa “Al-Maarij”
itu adalah api yang sangat terang yang memiliki suhu yang sangat tinggi
sehingga bercampur antara merah, hitam, kuning dan biru.
Beberapa pendapat mengatakan Al-Maarij itu ialah api yang bercampur
warnanya dan sama artinya dengan “As-Samuun” yaitu api yang tidak
berasap tetapi suhu panasnya sangat tinggi. Angin Samuun yang telah
tercampur dengan Al-Maarij itulah yang dijadikan Allah untuk menciptakan
Jaan/Jin.
Menurut suatu Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud juga
menyatakan bahwa angin Samuun yang dijadikan Jaan itu hanyalah satu
bagian dari tujuh puluh bagian angin Samuun yang sangat panas.
Dari api yang sangat panas inilah Allah telah menciptakan Jin, yaitu
dari sel atau atom atau dari nukleas-nukleas api. Kemudian Allah
masukkan roh atau nyawa padanya, maka jadilah ia hidup seperti yang
diinginkan oleh Allah. Jin juga di beri izin oleh Allah Merubah diri
kebentuk yang disukai dan dikehendakinya kecuali bentuk rupa Rasulullah
SAW.
Jin juga diperintahkan oleh Allah menerima syariat Islam sebagaimana
yang diperintahkan oleh Allah kepada manusia. Bentuk asal Jin setelah
diciptakan dan ditiupkan roh itu hanya Allah dan Rasulnya saja yang
mengetahuinya. Menurut beberapa ulama rupa, tabiat, kelakuan dan
perangai Jin adalah 90 persen mirip ke manusia.
Asal kejadian manusia adalah campuran dari Massa Kathif yaitu tanah
dan air, Massa Syafaf yaitu campuran api dan angin dan Nurani, yaitu
roh, akal, nafsu dan hati yang dinamakan “Latifatur-Rabbaniah” sesuai
dengan manusia sebagai sebaik-baik kejadian yang diciptakan Allah dan
sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini. Sedangkan kejadian Jin pula
ialah campuran Massa Syafaf yaitu campuran api dan angin dan Nurani
iaitu roh, akal, nafsu dan hati yang sesuai dan cocok dengan kejadian
Jin.
Sedangkan mahkluk-makluk lain pula Allah jadikan dari salah satu
unsur tersebut, misalnya, binatang yang dijadikan dari campuran Massa
Ksayif dan Massa Syafaf saja. Batu dan tumbuh-tumbuhan pula dijadikan
dari Massa Kasyif semata-mata. Sedangkan Malaikat pula dijadikan dari
Nurani semata-mata.
– Cara Reproduksi Jin
Manusia membutuhkan waktu mengandung selama sembilan bulan untuk
melahirkan dan anak manusia juga membutuhkan waktu yang lama untuk
matang dan menjadi baligh.
Berbeda dengan Jin dimana bila di sentuhkan alat kelamin lelaki
dengan alat kelamin perempuan, maka Jin perempuan akan mengandung dan
melahirkan, anak Jin yang baru lahir itu terus mukallaf. Begitulah
keadaannya sampai ke hari kiamat.
Iblis pula apabila disentuhkan paha kanan dengan paha kiri akan
mengeluarkan 33 biji telur. Dalam setiap biji telur itu ada 33 pasang
benih. Setiap pasang benih itu apabila menyentuh paha kanan dengan paha
kiri akan keluar seperti yang terdahulu. Begitulah proses reproduksi Jin
dan Iblis sampai pada hari kiamat.
Bunian atau biasanya disebut juga orang Ghaib ialah hasil campuran
laki-laki atau perempuan Jin dengan laki-laki atau perempuan dari
kalangan manusia. Anak yang dihasilkan dari percampuran itu dikenal
dengan nama Bunian. Perangai dan tingkah laku serta bentuk rupa orang
Bunian ini dalam beberapa hal mirip manusia dan juga mirip Jin.
Jika nenek moyang manusia adalah Nabi Adam, maka nenek moyang Jin
juga ialah “Jaan” yang asalnya adalah beriman kepada Allah dan
melahirkan keturunan yang beriman. Setelah itu terdapat juga keturunan
Jaan yang kufur dan melahirkan keturunan yang kufur. Anak cucu Jaan yang
asalnya beriman itu ada yang kuat imannya, ada pula yang kufur dan ada
juga yang beriman kembali kepada Allah.
C. Bentuk dan Jenis Jin
– Bentuk Jin
Pada dasarnya bentuk rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa
manusia, yaitu mereka memiliki jenis kelamin, memiliki hidung mata,
tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sebagaimana yang di miliki oleh
manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90 persen Jin menyerupai manusia.
Hanya perbedaan fisik Jin adalah lebih kecil dan halus dari manusia.
Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang tinggi dan
bermacam-macam warnanya, yaitu putih, merah, biru, hitam dan sebagainya.
Jin kafir dan Jin Islam yang fasik itu memiliki rupa yang buruk dan
menakutkan. Sedangkan Jin Islam yang saleh memiliki paras yang elok.
Menurut beberapa pendapat, tinggi Jin yang sebenarnya adalah sekitar
tiga hasta saja. Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat
panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya. Kecepatan Jin bergerak
melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu. Karena Jin terdiri dari
mahkluk yang seni dan tersembunyi, tidak zahir seperti manusia dan tidak
sepenuhnya ghaib seperti Malaikat, maka ruang yang kecil pun bisa di
duduki oleh jutaan Jin dan juga dapat merasuki dan menghuni tubuh
manusia.
Jumlah Jin terlalu banyak sehingga menurut beberapa pendapat
mengatakan bahwa jika jumlah semua manusia dari Nabi Adam sampai hari
kiamat dikalikan dengan hewan-hewan, dikalikan dengan batu-batu,
dikalikan dengan pasir-pasir dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun hanya
sepersepuluh dari total Jin.
Sedangkan total Jin adalah sepersepuluh dari total Malaikat. Total Malaikat hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya.
Alam tempat berdiamnya Jin adalah di lautan, daratan, di udara dan di
Alam Mithal yaitu suatu alam yang terletak diantara alam manusia dan
alam malaikat. Jika kita diberikan oleh Allah kemampuan untuk melihat
Jin, sudah tentu kita akan melihat jarum yang jatuh dari atas tidak akan
jatuh ke bumi, tetapi jatuh dibelakang Jin, karena sangat banyaknya
jumlah mereka.
Oleh sebab itu orang tua kita selalu berpesan agar anak-anaknya
segera kembali ke rumah apabila tiba waktu maghrib dan pintu serta
jendela rumah harus di tutup, agar tidak dimasuki oleh setan dan Iblis.
Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah:
“Bila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian malam
maka tahanlah anak-anakmu karena sesungguhnya setan berkeliaran ketika
itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan
tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan
lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta
sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama
Allah (ketika menutupnya) “
Hadist di atas berarti bahwa Jin dan setan tidur di waktu siang dan
menjelang petang mereka keluar untuk mencari rezeki dan makanan, baik
laki-laki maupun perempuan, baik yang dewasa atau anak-anak.
– Jenis Jin
Ä Al-Jan
Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis
jin yang berpotensi seperti layaknya manusia. Jin ada yang laki-laki
dan adapula yang perempuan, ada jin yang muslim dan adapula yang non
muslim, jin juga membutuhkan makan, minum, tidur, bersenggama dan
sebagainya. Walhasil jin pada kategori JAN tidak banyak berbeda dengan
manusia pada kategori al-insan.
Ä Al-A’mir
Biasanya disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara
atau bunyian yang menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara
orang wudhu atau orang mandi, padahal dikamar mandi tersebut tidak ada
siapa-siapa. Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori
AL-A’MIR. Maka biasanya orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena
memang jenis jin ini suka menirukan perbuatan atau kebiasaan manusia,
dengan maksud menakut-nakuti.
Al-A’mir juga terkadang mengikuti orang yang sedang membaca,
bernyanyi dan sebagainya atau mengikuti orang yang sedang shalat
dibelakangnya. Meskipun demikian kita tidak usah takut, karena bisa saja
dia tidak jahat, hanya karena ingin menjadi mak’mum atau ingin belajar
membaca atau menyanyi.
Ä AL-Ifrit
Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam
bagi manusia. Dalam hal ini ada ifrit yang muslim dan baik, yang
tentunya bisa menjadi khodam pada manusia yang muslim dan baik pula.
Adapula ifrit yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh
para tukang sihir dan dukun, seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan
pesihir terkemuka luar negeri seperti “David Caverfil”.
Ä Al-Arwah
Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia,
terkadang al-arwah menjelma dirinya sebagai orang tua kita yang telah
meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga dapat
mengelabuhi sebagian masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang
mempercayainya. Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin
yang sangat kuat dan sangat nakal. Disebutkan paling kuat karena mereka
dapat menjelma dirinya menjadi apa saja dengan mengerahkan kekuatan ilmu
yang dimilikinya dan disebut nakal karena sering menggoda dan
menakut-nakuti manusia. Jika diibaratkan manusia, maka jenis jin dari
golongan Al-arwah semacam preman yang suka usil terhadap masyarakat
setempat dan terutama kepada perempuan sendirian dijalanan.
Ä As-Syaiton
Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu
menggoda manusia dari segi keimanan, kerohanian dan kejiwaan. As-syaiton
sangat berbahaya dibandingkan jenis jin lainya, karena as-syaiton
merasuk kedalam hati manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan
kejahatan. Dalam surat an-naas dijelaskan bahwa bukan hanya jin jahat
dan ingkar yang termasuk dalam golongan as-syaiton, manusia yang yang
berprilaku dzalim dan lalai termasuk dalam kategori ini. Mengenai hal
ini ada sebagaian ulama yang berpendapat bahwa setan adalah sebuah sifat
jahat dari manusia dan jin. Jadi kesimpulanya adalah setan bukan berupa
wujud atau benda, melainkan sebuah sifat atau perbuatan.
– Kelompok Jin
Jin juga seperti manusia yang ingin melanjutkan keturunan dan hidup
berkelompok-kelompok. Suku dan kelompok Jin sangat banyak dan berbicara
dalam berbagai dialek dan bahasa. Ada beberapa ulama membagi Jin ke
beberapa kelompok, diantara adalah kelompok yang menunggu kubur,
kelompok yang menunggu gua, kelompok yang menunggu mayat manusia,
kelompok yang menunggu hutan, kelompok yang menunggu bukit tinggi,
kelompok yang menunggu air mata air, grup yang menunggu danau, kolam,
teluk, kuala, pulau dan sebagainya.
– Jin, Ifrit, Setan dan Iblis
Jin, Ifrit, setan dan Iblis adalah merupakan bagian dari golongan Jin,
hanya saja tugas dan fungsi mereka yang berbeda. Jin sebagaimana yang
telah dijelaskan di atas adalah sejenis mahkluk Allah yang tersembunyi
dan tidak terlihat oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan
sangat panjang usianya.
Sedangkan Ifrit adalah golongan Jin yang sangat kuat dan pandai
menipu serta sangat busuk hati terhadap manusia. Golongan ini sangat
sombong dan durhaka kepada Allah.
Iblis dan setan juga terdiri dari golongan Jin dan mereka adalah kaum
Jin yang sangat sombong lagi durhaka, pengacau dan menjadi musuh utama
manusia dan mendapat kutukan Allah hingga hari kiamat.
Sebagaimana Firman Allah:
“Iblis menjawab: Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya
akan mencegah halangi mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya
akan mendatangani mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan
dan kiri mereka. Engkau tak akan menemukan kebanyakan dari mereka
bersyukur (taat).”
Beberapa ulama berpendapat bahwa Azazil itu bukanlah nenek moyang
Jin, sebenarnya ia adalah Jin yang paling abid dan alim di kalangan Jin
yang diangkat menjadi ketua ahli-ahli ibadah kepada Jin dan Malaikat.
Dia menjadi angkuh dan diri di atas keilmuan, ketakwaan dan banyak
beribadat serta asal usul kejadiannya dibandingkan dengan manusia
(Adam). Maka dengan sifatnya yang sombong itu Allah telah melaknatnya
menjadi kafir dengan nama Iblis.
Mulai dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan permusuhan dengan manusia sampai hari kiamat.
Allah telah menjelaskan bahwa ada tiga jenis permusuhan dilakukan oleh Jin ke atas manusia yaitu:
1. Dalam Kejahatan (As-Suu’): yaitu gemar membuat dosa-dosa dan maksiat hati dan segala anggota tubuh.
2. Kekejian (Al-Fahsyaa ‘): yaitu kejahatan yang lebih buruk dan
jahat. Kekejian ini adalah bagian dari hal yang membawa kepada
kedurhakaan dan maksiat kepada Allah.
3. Dalam kebohongan dan menipu Allah dalam perbuatan, kata dan nawaitu.
– Khadam
Khadam adalah pembantu atau suruhan yang akan membantu tuannya apabila di minta. Khadam terbagi atas dua golongan, yaitu:
1. Khadam Asal.
Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat
tinggi yang nama mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat
apapun kepada tuannya. Khadam jenis ini diharuskan oleh syarak.
2. Khadam Bersyarat.
Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin
Islam atau Jin kafir. Golongan ini datang ke tuannya dengan perjanjian
dan beberapa syarat khusus dan umum, baik yang bertepatan dengan hukum
syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis ini diharamkan
oleh Islam.
Khadam bersyarat ini akan datang menolong melalui salah satu cara berikut:
A. Dampingan Luar.
Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja, yaitu hanya dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.
B. Dampingan Internal.
Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan
khadam atau Jin dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri
mereka, saat menurun dengan nama-nama tertentu seperti Nabi Khidhir,
Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.
Jin yang meresap dalam cara ini memungkinkan orang yang diresapi itu
menunjukkan keajaiban dan hal-hal yang luar biasa seperti berbicara
dalam bahasa Jawa, Arab, Inggris dan sebagainya, padahal sebelumnya
orang tersebut tidak mengetahui sedikit pun bahasa-bahasa tersebut.
D. Kehidupan Jin
– Pemerintah-Pemerintah Jin
Jin juga memiliki pemimpin dan kerajaannya yang tersendiri. Raja Jin
alam bawah yang kafir adalah seperti Mazhab, Marrah, Ahmar, Burkhan,
Syamhurash, Zubai’ah dan Maimon. Empat raja Jin Ifrit (Jin yang paling
jahat) yang memiliki pemerintah besar yang menjadi menteri pada Nabi
Allah Sulaiman as adalah Thamrith, Munaliq, Hadlabaajin dan Shughal.
Sedangkan Raja Jin Alam atas yang Islam adalah Rukiyaail, Jibriyaail,
Samsamaail, Mikiyaail, Sarifiyaail, ‘Ainyaail dan Kasfiyaail. Raja Jin
yang menguasai Teman Jin tersebut bernama THOTHAMGHI YAM YA LI.
Sedangkan Malaikat yang mengontrol seluruh Jin-Jin di atas bernama
Maithotorun yang bergelar QUTBUL Jalalah.
Anak-anak Iblis juga memiliki pemerintah yang besar antaranya:
1. Thubar Merasuk manusia yang di timpa musibah dan bala
2. Daasim Merasuk manusia untuk menceraikan ikatan silatulrahim,
rumah tangga, keluarga, sahabat handai, jemaah dan sebagainya.
3. Al-’Awar Merasuk manusia untuk meruntuhkan akhlak, berzina, minum arak, berjudi dan sebagainya.
4. Zalanbuur Merasuk manusia dengan api permusuhan dan pembunuhan.
– Agama Suku-suku Jin
Jin Juga seperti manusia, yaitu ada yang baik, ada yang jahat, ada yang
saleh, ada yang tidak saleh, ada yang alim lagi mukmim, ada ada yang
kufur, ada yang murtad, fasik dan zalim, ada yang masuk surga dan ada
yang disiksa oleh Allah ke neraka di akhirat.
Mayoritas suku-suku Jin terdiri dari golongan Jin kafir. Golongan Jin
kafir ini kebanyakanya beragama Yahudi, Kristen, Komunis dan sangat
sedikit dari mereka yang beragama Buddha dan Majusi. Ada juga golongan
Jin yang tidak beragama. Golongan Jin yang memeluk Islam hanyalah
sedikit dan terdiri dari kaum minoritas jika di bandingkan dengan
keseluruhan jumlah Jin.
Seperti juga manusia biasa, Jin juga mempunyai tingkat-tingkat iman,
ilmu dan praktik tertentu yang berdasarkan iman dan amal mereka kepada
Allah. Walaupun Jin Islam yang paling tinggi imannya dan paling saleh
amalannya serta paling luas serta banyak ilmunya, tetapi masih ada pada
diri mereka sifat-sifat madzmumah seperti menyombongkan diri, riak dan
sebagainya, tetapi mereka mudah menerima teguran dan pengajaran.
Mungkin inilah yang sering dikatakan bahwa “sebaik-baik Jin itu
adalah sejahat-jahat manusia yang fasik.” Tetapi perbedaannya manusia
yang paling jahat susah menerima pengajaran dan teguran yang baik.
Golongan Jin Islam yang umum dan Jin kafir suka merasuk manusia yang
awam dengan berbagai cara, karena pada pandangan mereka manusia-manusia
yang umum itu bukanlah manusia sebenarnya, sebaliknya adalah rupa seekor
binatang. Manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas tidak dapat di rasuk
oleh Jin, bahkan Jin pula akan datang kepada mereka untuk bersahabat.
E. Interaksi Antara Manusia dan Jin
– Melihat Jin
Pada prinsipnya Jin tidak dapat di lihat, di sentuh dan di dengar oleh
manusia dalam bentuk yang asal sebagaimana saat diciptakan, kecuali
dalam kondisi-kondisi tertentu, Jin dapat di lihat dalam bentuk rupa
yang diingininya.
Jin juga bisa di lihat oleh manusia dalam keadaan dibuka mata
batinnya atau ketika meminum air yang sudah dido’akan atau kemauan Jin
itu sendiri untuk memperlihatkan dirinya kepada manusia.
Di dunia semua Jin dapat melihat manusia sedangkan manusia yang
Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat Jin selain para Nabi
dan Rasul. Sedangkan di akhirat semua manusia mukmin yang ahli surga
dapat melihat Jin sedangkan Jin yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja
yang dapat melihat manusia.
Adapun kelebihan Jin yang telah diberikan oleh Allah adalah
kemampuannya untuk mengubah dirinya dalam berbagai bentuk. Misalnya
dalam perang Badar, Iblis telah menampakkan dirinya dalam bentuk seorang
lelaki dari Bani Mudlij dan setan juga dalam rupa Suraqah bin Malik
yang datang membantu tentara musrikin memerangi tentara Islam. (Iblis
dan setan adalah juga merupakan bagian dari golongan Jin).
Dalam Sahih Bukhari juga ada meriwayatkan bahwa adanya Jin yang
menampakkan dirinya dalam bentuk ular dan membunuh seorang pemuda yang
mencoba membunuh ular tersebut. Selain itu Jin juga bisa menampakkan
dirinya dalam bentuk rupa hewan lain seperti bentuk rupa kucing, anjing
dan sebagainya.
– Bersahabat dengan Jin
Banyak di kalangan orang-orang Indonesia yang bersahabat dan menjadikan
Jin sebagai pembantu dan Khadam mereka untuk membantu mereka
melaksanakan tugas-tugas tertentu. Misalnya seperti dukun, pesulap,
pengobatan alternatif dan sebagainya.
Namun tidak semua kaum di atas yang menggunakan Jin dalam kerja
harian mereka. Ada juga golongan tersebut yang benar-benar memiliki
keterampilan alami tanpa pertolongan dari Jin.
Singkatnya kita sebagai seorang Islam yang bersahabat dengan para Jin
Islam maupun Jin kafir akan lebih banyak mendapatkan keburukannya
dibanding kebaikan yang akan kita peroleh. Jin akan selalu merasuk dan
mendorong manusia supaya melakukan kejahatan dan maksiat tanpa kita
sadari.
– Masuknya Jin Kedalam Tubuh Manusia
Jin bisa merasuk dan masuk ke dalam diri manusia dengan berbagai cara
dan manusia yang mengunakan layanan Jin untuk melakukan pengkhianatan
kepada manusia lain pun melalui berbagai cara.
Sebagaimana sebuah hadis Rasulullah saw yang telah diriwayatkan oleh
Sayidah Syafiyyah binti Huyay, bahwa Rasulullah pernah bersabda yang
maksudnya:
“Sesungguhnya setan (Jin) itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah yang mengalir dalam tubuhnya”.
Dari hadis di atas jelaslah bahwa Jin dapat masuk kedalam tubuh
manusia dan berjalan melalui urat nadi dan darah manusia. Jin dapat
berjalan dalam tubuh manusia seperti arus listrik yang mengalir dalam
kabel. Jin juga dapat menguasai manusia sehingga ia dapat menyebabkan
perkelahian antar sesama manusia, manusia hilang ingatan, hilang
kesadaran dan lain-lain lagi.
Jin bisa merasuki tubuh manusia baik diminta sendiri oleh manusia
atau tanpa di sadari oleh manusia itu sendiri. Jin mendampingi dan
merasuki manusia melalui salah satu cara berikut.
Diantaranya
Melalui Khadam atau manusia itu sendiri yang menjadikan Jin sebagai sahabatnya.
1. Melalui “saka Baka”.
2. Melalui Mantra-mantra yang di lakukan oleh manusia lain.
3. Karena manusia itu sendiri lupa terhadap Allah atau melakukan
hal-hal yang dilarang oleh Allah, berarti mendekatkan diri untuk
diperdaya oleh jin dan syaithan.
4. Melakukan kejahatan terhadap Jin, seperti menjatuhkan benda
berat ditempat yang ada Jinnya,tanpa menyebut nama Allah sehingga
menyebabkan kematian anak Jin.
5. Karena ada Jin laki-laki yang jatuh cinta kepada perempuan yang
suka bersolek atau perempuan yang suka keluar rumah untuk
memperlihatkan kecantikannya dan tidak memakai kerudung serta suka
menunjukkan auratnya.
6. Membaca jampi-jampi, doa atau ayat-ayat tertentu yang dapat mendatangkan Jin.
Apabila Jin telah merasuki raga manusia, walaupun dengan cara apapun
Jin tersebut akan mendiami salahsatu dari tempat berikut di anggota
tubuh manusia. (mekipun sebenarnya mereka bebas bergerak kemanapun dalam
raga manusia) Diantara tempat-tempat tersebut adalah:
1. Mereka berkumpul di mata kanan dan kiri. Oleh sebabitu jika
seseorang telah dirasuki Jin didalam badan mereka, mereka tidak akan
berani berhadapan mata dengan orang lain.
2. Berada di telinga kanan dan kiri, oleh karena itu manusia yang
telah dirasuki Jin tidak suka mendengar nasehat dan teguran yang baik
dan sangat suka mendengar hal-hal maksiat seperti musik yang melalaikan
dan sebagainya.
3. Berada di mulut manusia, oleh sebab itu manusia yang telah
dirasuki Jin sangat suka berbicara hal-hal yang tidak berguna dan
mendatangkan dosa seperti mengumpat, mencela, menghina manusia lainnya
dan sebagainya.
4. Berada di hidung manusia, sehingga menyebabkan manusia suka
menghirup hal-hal yang tidak tidak dan dapat merusak diri manusia
sendiri.
5. Berada dipusar, sehingga menyebabkan orang tersebut selalu
mengalami sakit perut dan berbagai penyakit yang tidak dapat dideteksi
oleh dokter.
6. Berada di kemaluan manusia, sehingga menyebabkan manusia suka melakukan hal-hal maksiat seperti berzina dan sebagainya.
Manusia yang selamat dari ganguaan Jin, Iblis dan setan adalah
manusia yang selalu berada dalam Tauhid dan jalan Allah, melalui lidah,
anggota badan dan hati, mereka juga berakhlak seperti akhlak Rasulullah
serta rajin beramal dan menjalankan syariat Islam.
Jalan terdekat untuk berada dalam tauhid Allah adalah dengan kita
mengambil contoh perbuatan dan akhlak orang-orang yang berada dalam
tauhid Allah, seperti Nabi Muhammad, sahabat-sahabat beliau, para ulama
dan sebagainya.
Dengan mengikuti segala ajaran yang telah di ajarkan oleh rasulullah,
melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya kita akan
aman dari gangguan para Jin, Iblis, setan atau sejenisnya.
seperti kata para Ulama:
“Kun Ma’Allah fain lam Takun ma’Allah, fakun ma’a man ma’Allah fainnahu yusiluka illallaah”
Maksudnya adalah:
“Hendaklah jadikan diri kamu bersama Allah, maka jika kamu tidak dapat
menjadikan diri kamu bersama Allah hendaklah kamu jadikan diri kamu
bersama dengan mereka yang telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya
yang demikian itu akan menyampaikan diri kamu kepada Allah”
F. Penyakit yang Ditimbulkan Jin
1. Penyakit akibat dari keturunan.
Terkadang ada beberapa orang yang mempunyai suatu penyakit yang di
akibatkan dari keturunan atau lebih tepat lagi penyakit yang diakibatkan
oleh saka-baka. Penyakit ini disebabkan oleh keturunan mereka, apakah
kakek, nenek, moyang atau ada silsilah keturunan mereka yang membela
atau bersahabat dengan Jin, pada jaman dahulu, dan apabila mereka
meninggal maka mereka akan mewarisi Jin peliharaan tersebut atau
keturunannya tidak mengetahui jikalau kakek nenek mereka dahulu ada yang
bersahabat atau memelihara Jin, lalu mereka meninggal sebelum sempat
membuang Jin peliharaan tersebut.
Kebanyakan dari kita tidak peduli bahkan tidak tahu asal usul
keturunan mereka atau peran nenek moyang kita di zaman dahulu, di dalam
masyarakat mereka pada ketika itu. Ada beberapa dari orang-orang tua
kita di zaman dahulu yang membela dan bersahabat dengan Jin.
Mereka bersahabat dengan Jin dengan berbagai tujuan. Selain itu
mereka juga membela Jin untuk menjaga dan mengawasi harta benda mereka
dari pencurian, karena pada waktu itu masih belum ada polisi dan
sebagainya, dan ada juga yang menggunakan Jin untuk membuka kampung,
dusun, kebun dan sebagainya, jadi Jin inilah yang akan bekerja menebas
dan sebagainya untuk tuannya itu. Karena pada saat itu masih belum ada
mesin modern dan peralatan yang.
Untuk mendapatkan bantuan dan bersahabat dengan Jin, mereka akan
membuat berbagai perjanjian dan “jamu” an serta upacara pemujaan Jin.
Setelah perkembangan teknologi dan terciptanya alat-alat modern dan
ditambahkannya dengan kesadaran agama yang semakin mendalam di kalangan
orang-orang sekarang, maka dengan itu bantuan Jin-Jin tersebut tidak
lagi diperlukan.
Oleh karena itu anak-cucu dan keturunan orang yang membela dan
bersahabat dengan Jin tersebut tidak lagi melakukan upacara-upacara men
“jamu” Jin sebagaimana yang dilakukan nenek moyang mereka dahulu, bahkan
mereka juga telah lupa atau tidak tahu bagaimana untuk melakukannya.
Maka dari itu Jin-Jin tersebut akan selalu mengawasi dan menunggu
kesempatan untuk menggangu keturunan tuannya, demi agar mereka di puja
dan di “jamu” sebagaimana pada jaman nenek moyang keturunannya.
Jin tersebut akan mencari dan menggangu keturunan tuannya
selama-lamanya, selagi keturunan tersebut tidak membuang Jin belaan
tersebut. Dalam keadaan biasa Jin tersebut tidak menggangu keturunan
tuannya, tetapi jika ada salah seorang dari anggota keluarga
keturunannya itu, di ganggu atau dianiayai oleh orang lain dengan
menggunakan Jin, maka Jin keturunan tersebut akan datang membantu.
Tetapi Jin keturunan tidak dapat melakukan apa-apa karena cucu cicit
tuannya tidak tahu untuk mengadakan upacara untuk membela dan memanggil
Jin tersebut, tambahan lagi mereka juga tidak mengetahui adanya Jin
belaan nenek moyang mereka yang selalu mengawasi dan mengikuti
perkembangan keluarga mereka. Pada ketika itu Jin keturunan tersebut
pula yang akan bersama-sama dengan Jin yang di kirim untuk menaniayai
anggota keluarga tersebut. Jin yang di kirim dan Jin keturunan sama-sama
akan menggangu keluarga tersebut, bahkan gangguan Jin keturunan
tersebut lebih kuat dari Jin yang dikirim oleh orang yang khianat itu.
Jika orang yang mengalami gangguan tadi berobat, maka penyakit yang
di akibatkan oleh Jin yang di kirim oleh orang yang mengkhianati
keluarga tersebut akan lari dan penyakit yang diakibatkanya juga akan
sembuh, tetapi penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan tersebut
tidak akan sembuh, meskipun diobati,akan tetapi jika Jin keturunan
tersebut dibuang dari keturunan keluarga tersebut maka penyakitnya akan
hilang.
Kebanyakan penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan ini sangat
parah dan tidak bisa di obati oleh dokter dan rumah sakit, karena jika
dipemeriksaan di rumah sakit, dokter akan mengatakan bahwa pasien
tersebut normal dan tidak mengalami penyakit apapun. Sedangkan pasien
tersebut menderita penyakit yang sulit digambarkan oleh siapapun,
kecuali orang yang pernah mengalaminya sendiri.
Tanda-tanda adanya penyakit keturunan.
Adapun tanda-tanda orang yang memiliki keturunan dari pembela atau orang yang bersahabat dengan Jin. Diantaranya:
a. Mudah terasuki jin
b. Cemburu
c. Iri hati
d. Buruk Sangka
e. Selalu memimpikan orang minta diadakan jamuan atau makan Klasifikasi Keturunan.
f. Panas baran
g. Was-was dalam melakukan pekerjaan
h. Suka berkelahi / berbuat onar
i. Ada halangan dan pembatasan dalam pekerjaan
2. Gila.
Gila yang diakibatkan oleh masuknya Jin ini terdapat berbagai jenis. Diantara yang sering terjadi adalah:
i. Gila Babi atau gila yang seumpamanya.
Penyakit gila babi sering di kaitkan dengan babi sebab, bila didatangani
penyakit tersebut, pasien itu suka menyondol nyondol seperti Babi dan
jika dibiarkan mereka akan masuk kedalam air dan besar kemungkinan akan
mati lemas. Penyakit gila seperti ini biasanya ada kaitan dengan
keturunan atau saka baka yang berpuncak dari kerasukan Jin.
Biasanya benih manusia jenis ini sudah bercampur dengan benih Jin
keturunannya saat jatuh benih ketika si ibu dan bapa melakukan
persetubuhan. Meskipun mereka telah membaca doa seperti yang dianjurkan
oleh Nabi saw, namun oleh karena Jin tersebut telah ada dalam diri orang
tersebut dalam saka baka dan keturunan tadi, maka Jin atau saka baka
tadi tidak mudah meninggalkan mereka, melainkan saka-baka atau Jin
tersebut telah di buang dari keluarga tersebut. Maka dari hasil itulah
terdapat ramai dari kalangan orang-orang yang mendapat anak yang cacat
luar biasa, gila dan sebagainya.
ii. Gila Mereyam.
Gila mereyam sering terjadi pada wanita yang baru lepas bersalin. Orang
sering mengaitkan gila mereyam disebabkan oleh batu meriyam yang tidak
masuk kembali pada tempat asalnya. Seperti Sinseh Cina mil meriyam itu
di kenali sebagai Black Stone atau batu Hitam yang menurut mereka, bila
batu itu naik ke kepala akan menyebabkan seseorang perempuan menjadi
gila.
Gila yang disebabkan oleh batu meriyam ini paling ringan adalah
perempuan tersebut akan suka berbedak atau bersolek, meskipun baru
melahirkan anak dan berkelakuan luar biasa. Antara yang paling parah
adalah mereka sanggup memukul orang atau lari dari rumah dan berkeliaran
di atas jalan-jalan atau mengembara di berbagai tempat. (Gila ini
biasanya tidak berhubungan dengan Jin)
iii. Gila Isim
Gila Isim adalah disebabkan orang tersebut beramal dengan ayat-ayat yang
di terima tanpa melalui guru. Penyebab gila ini adalah panas yang
disebabkan oleh khadam penjaga ayat tersebut dari gulungan Jin yang
menggangunya.
Gila jenis ini sering terjadi kepada mereka yang menuntut sesuatu
ilmu atau beramal dengan sesuatu ilmu tanpa silsilah yang sahih, yaitu
tanpa melalui guru, melakukan sesuatu yang bukan tuntunan Rasulullah
saw.
iv. Gila Kena Rasuk / Gila akibat Sihir.
Kedua jenis gila di atas disebabkan Jin yang di suruh oleh tuannya
atau Jin yang tidak bertuan. biasanya mereka yang terkena jenis ini
aggresif dan suka melawan manusia jika di ganggu atau mencoba untuk
mengobati.
G. Cara Menghindari Gangguan Jin
1. Mohon Perlindungan kepada Allah
Allah berfirman, “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan,
maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf:200).
Selain itu, Adi Bin Tsabit meriwayatkan dari Sulaiman bin Shard,
katanya, “Sungguh aku tahu ada kalimat sekiranya seseorang
mengucapkannya, niscaya sirna sesuatu yang menggelisahkannya. Jika
seseorang mengucapkan Ta’awudz.
2. Membaca Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas
Kedua surat tersebut memang memiliki pengaruh yang dahsyat terhadap
kejahatan dan gangguan setan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah selalu
membacanya setiap malam saat akan tidur.
3. Membaca Ayat Kursi
Mungkin anda ingat pada kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hanifah saat
beliau menjaga tugas tempat penyimpanan zakat Ramadhan. Ada pencuri yang
mencuri ke gudang tersebut tiga malam beturut-turut. Pada malam pertama
dan kedua, karena kasihan Abu Hurairah melepaskannya. Tapi pada malam
ketiga Abu Hurairah bersikeras tak akan melepaskannya walaupun si
pencuri memohon-mohon. Abu Hurairah berniat menghadapkan si pencuri pada
Rasulullah. Tapi akhirnya Abu Hurairah melepaskannya juga karena si
pencuri mengajari Abu Hurairah ayat Kursi. Belakangan diketahui bahwa si
pencuri adalah setan yang menyamar.
Khasiat Ayat Kursi memang luar biasa. Disebutkan, bila ayat Kursi
dibaca saat akan tidur, maka orang tersebut akan senantiasa dijaga oleh
penjaga dari Allah dan tak akan didekati setan sampai pagi.
4. Membaca Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah
kalian seperti kuburan. Sesungguhnya rumah yang didalamnya surat
Al-Baqarah dibaca tidak dimasuki setan.”
5. Membaca Akhir Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis satu kitab 2000
tahun sebelum menciptakan mahluk. Dia menurunkan darinya dua ayat yang
dijadikan-Nya sebagai penutup surat Al-Baqarah. Tidaklah keduanya dibaca
dalam suatu rumah tiga malam (berturut-turut) lantas setan menetap
disana.”
6. Membaca Tiga Ayat Pertama Surat Al-Mukmin dan Ayat Kursi
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca tiga ayat pertama surat
Al-Mukmin dan ayat Kursi di pagi hari, niscaya dia dijaga dengannya
sampai sore. Dan barangsiapa membacanya disore hari, niscaya dia dijaga
dengannya sampai pagi.”
7. Membaca bacaan berikut:
LAAILAAHAILLALLAAHU WAHDAHULAA SYARIIKALAH. LAHULMULKU WA LAHULHAMDU WAHUWA ‘ALAKULLI SYAIINKODIIR.
Bacaan tersebut dibaca 100 kali sehari, maka faedahnya adalah
memerdekakan 10 budak, ditulis bagi pembacanya 100 kebaikan, dihapus
darinya sepuluh keburukan, dan dia mendapatkan penjagaan dari setan
sehari itu sampai sore.
8. Wudhu dan Shalat
Kedua hal tersebut merupakan perkara terbesar untuk membentengi diri
dari setan, terutama saat diliputi amarah dan syahwat. Maka bila
seseorang sedang bergejolak kemarahannya, berwudhulah dan shalatlah,
maka kemarahan tersebut akan mereda.
9. Tidak Berlebihan dalam Pandangan, Bicara, Makan, dan Bergaul.
Seringkali setan dapat menguasai seorang manusia dari keempat pintu tersebut.
Pandangan merupakan pangkal fitnah, berlebihan dalam memandang dapat
menimbulkan angan2, sibuk dengannya dan memikirkan cara untuk
mendapatkannya.
Sedangkan, berlebihan dalam berbicara juga membuka semua pintu
kejahatan bagi setan.Pada sebuah Hadits diceritakan bahwa manusia bisa
diseret ke dalam neraka hanya karena buah ucapan mereka sendiri.
Berlebihan makan mendorong berbagai kejahatan. Perut kenyang
memberikan kekuatan pada tubuh untuk berbuat maksiat dan memberatkan
untuk berbuat baik. Banyak sudah kemaksiatan yang disebabkan perut
terlalu kenyang, dan banyak pula ketaatan yang tidak bisa dikerjakan
karena rasa malas yang ditimbulkan perut yang kenyang.
Terakhir, berlebihan dalam bergaul dapat menghilangkan nikmat adan
menebarkan permusuhan, rasa dengki, iri, dan berbagai penyakit hati
lainnya.
10. Memperbanyak Dzikir pada Allah SWT
Nabi telah menyampaikan lewat Hadits bahwwa seorang hamba hanya bisa
menjaga hatinya dari godaan setan dengan berdzikir pada Allah. Jika
seorang hamba mengingat Allah, maka setan akan menjauh dan begitu pula
sebaliknya.
Kesimpulan
Bahwasannya Agama Islam itu sudah menjelaskan bahwa Jin itu ada dan
keberadaannya ada ditengah-tengah kita, banyaknya interaksi antara
manusia dan jin untuk hal-hal yang negatif saat ini sudah meresahkan
mengingat banyaknya beban yang ada.
Saran-saran
Dengan lebih meningkatkan ibadah kita, kita akan terhindarkan dari
bahaya akan tipu daya dan gangguan Jin, dan semoga dengan adanya makalah
ini kita dapat menambah wawasan kita terhadap Jin.
Apakah anda berani mengambil resiko yang begitu besar disebabkan pemakaian pembalut yang tidak berkualitas ???
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel abnormal berkembang dan menyebar di leher rahim, bagian bawah rahim. Lebih dari 12.000 kasus baru didiagnosa setiap tahun di Amerika, fakta unik mengenai kanker serviks adalah bahwa kebanyakan kasus dipicu oleh jenis virus. Saat ditemukan dini, kanker serviks sangat dapat disembuhkan.
Ketika sel-sel serviks awalnya menjadi abnormal, jarang ada tanda-tanda peringatan. Ketika kanker berkembang, gejala termasuk:
Human papillomavirus (HPV) adalah kelompok besar virus. Sekitar 40 jenis yang dapat menginfeksi daerah genital, dan beberapa memiliki risiko tinggi untuk kanker serviks. Infeksi HPV genital biasanya hilang sendiri. Jika seseorang menjadi kronis, hal ini dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel leher rahim. Dan perubahan-perubahan ini dapat menyebabkan kanker. Di seluruh dunia, lebih dari 90% kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV.
Infeksi HPV biasanya tidak memiliki gejala dan hilang dengan sendirinya. Beberapa jenis virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin, namun ini bukan strain yang sama terkait dengan kanker serviks. Sangat penting untuk dicatat bahwa kutil kelamin tidak akan berubah menjadi kanker, bahkan jika mereka tidak diobati. Jenis HPV yang berbahaya dapat tinggal didalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa menyebabkan gejala apapun.
HPV adalah sangat umum bahwa kebanyakan orang yang pernah melakukan hubungan seks memilikinya - baik perempuan maupun laki-laki - akan mendapatkan virus di beberapa titik dalam hidup mereka. Karena HPV dapat diam berlama-lama, kemungkinan ia membawa infeksi bahkan jika sudah bertahun-tahun sejak Anda melakukan hubungan seks. Kondom dapat menurunkan risiko terkena HPV, tetapi mereka tidak sepenuhnya melindungi terhadap virus. HPV juga terkait dengan kanker vagina, vulva, penis, dan kanker anal dan oral pada kedua jenis kelamin.
Jika salah satu risiko tinggi strain HPV tetap hidup dalam tubuh, maka ia dapat menyebabkan sel yang abnormal berkembang di leher rahim. Perubahan-perubahan prakanker ini tidak berarti bahwa Anda memiliki kanker serviks. Namun seiring waktu, sel-sel abnormal ini dapat memberi jalan kepada sel-sel kanker. Setelah kanker muncul, ia cenderung menyebar di leher rahim dan daerah sekitarnya.
Wanita Hispanik dan Afrika-Amerika memiliki tingkat lebih tinggi dari kanker serviks dibandingkan wanita kulit putih. Risikonya juga lebih tinggi pada wanita terinfeksi yang:
Tes Pap adalah salah satu kisah sukses besar dalam deteksi dini. Sebuah penyekaan serviks yang tidak menyakitkan dapat mengungkapkan kelainan, sering sebelum kanker muncul. Perempuan seharusnya mulai memiliki tes Pap tiga tahun setelah menjadi aktif secara seksual dan sebelum usia 21. Seberapa sering tes dilakukan tergantung pada jenis tes, faktor-faktor risiko pribadi Anda, dan riwayat medis Anda. Melewatkan Pap Smear meningkatkan resiko Anda untuk kanker serviks yang invasif.
Catatan: Anda masih perlu tes Pap setelah mendapatkan vaksin HPV karena ia tidak mencegah semua kanker serviks.
Jika hasil tes menunjukkan kelainan kecil, Anda mungkin perlu mengulangi tes Pap. Dokter Anda mungkin menjadwalkan untuk melakukan kolposkopi - pengujian dengan perangkat kaca pembesar yang diterangi - atau melakukan biopsi untuk melihat dengan lebih baik setiap perubahan didalam jaringan serviks. Jika sel abnormal tersebut adalah prakanker, mereka kemudian dapat dihapus atau dihancurkan. Tindakan tersebut sangat sukses dalam mencegah sel-sel prakanker berkembang menjadi kanker.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menawarkan pilihan untuk tes DNA HPV selain tes Pap. Tes ini untuk memeriksa kehadiran dari bentuk HPV yang berisiko tinggi. Ia dapat digunakan dengan mengkombinasikan dengan tes Pap untuk memantau kanker serviks pada wanita di atas usia 30 tahun. Ini juga dapat direkomendasikan bagi wanita segala usia setelah hasil tes Pap mereka abnormal.
Kanker serviks – Artikel kesehatan kali ini berbicara tentang Kanker Serviks. Kanker Serviks (Cervical Cancer) atau kanker mulut rahim? memang bukan nama yang asing. Terutama bagi kaum wanita merupakan momok paling mengerikan. Berikut 13 fakta tentang kanker serviks yang wajib kita ketahui :
1. Apa itu kanker serviks? kenali dah cegah yuk !
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.
2. Sebeberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.
3. Apa sebenarnya penyebab kanker serviks ini?
Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
4. Bagaimana cara penularan kanker serviks ?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
5. Yuk kenali apa saja gejala kanker serviks ini?
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
6. Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.
Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001.
Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.
IBN
8. Selain perokok siapa saja yang berisiko terinfeksi?
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.
9. Bagaimana cara mendeteksinya?
Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
10. Bagaimana mencegah kanker serviks?
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.
12. Adakah efek samping dari vaksinasi ini?
Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan.
Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui boleh menerima vaksin ini.
13. Bisakah kanker serviks disembuhkan?
Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.
Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan erapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.
Pilih mana? mencegah dengan vaksinasi atau anda memilih pengangkatan rahim, radiasi dan kemoteraphy yang masih juga belum ada jaminan sembuh? Lebih baik mencegah daripada mengobati kanker serviks bukan?