Gambar Kanker Mulut Rahim (Serviks) yang sehat
Radang leher rahim kronis:
Terlihat susunan anggur,
terbentuk kulit atas

Kanker infiltrasi: permukaan yang tak beraturan, tonjolan, benjol kecil atau bentuk lain
Terdapat saluran abnormal dan bentuk lainnya, mengalami pendarahan atau membentuk borok
Radang leher rahim akut:
Leher rahim terlihat merah penuh darah
Vulva meruncing dan berkutil:
Mirip dengan kutil leher rahim
Peradangan Vagina disebabkan oleh Jamur
Endometriosis
Penyakit Penebalan Dinding Rahim
Kista
Myom
PERJALANAN KANKER SERVIKS
Apakah anda berani mengambil resiko yang begitu besar disebabkan pemakaian pembalut yang tidak berkualitas ???
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel abnormal berkembang dan menyebar di leher rahim, bagian bawah rahim. Lebih dari 12.000 kasus baru didiagnosa setiap tahun di Amerika, fakta unik mengenai kanker serviks adalah bahwa kebanyakan kasus dipicu oleh jenis virus. Saat ditemukan dini, kanker serviks sangat dapat disembuhkan.
Ketika sel-sel serviks awalnya menjadi abnormal, jarang ada tanda-tanda peringatan. Ketika kanker berkembang, gejala termasuk:
Human papillomavirus (HPV) adalah kelompok besar virus. Sekitar 40 jenis yang dapat menginfeksi daerah genital, dan beberapa memiliki risiko tinggi untuk kanker serviks. Infeksi HPV genital biasanya hilang sendiri. Jika seseorang menjadi kronis, hal ini dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel leher rahim. Dan perubahan-perubahan ini dapat menyebabkan kanker. Di seluruh dunia, lebih dari 90% kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV.
Infeksi HPV biasanya tidak memiliki gejala dan hilang dengan sendirinya. Beberapa jenis virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin, namun ini bukan strain yang sama terkait dengan kanker serviks. Sangat penting untuk dicatat bahwa kutil kelamin tidak akan berubah menjadi kanker, bahkan jika mereka tidak diobati. Jenis HPV yang berbahaya dapat tinggal didalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa menyebabkan gejala apapun.
HPV adalah sangat umum bahwa kebanyakan orang yang pernah melakukan hubungan seks memilikinya - baik perempuan maupun laki-laki - akan mendapatkan virus di beberapa titik dalam hidup mereka. Karena HPV dapat diam berlama-lama, kemungkinan ia membawa infeksi bahkan jika sudah bertahun-tahun sejak Anda melakukan hubungan seks. Kondom dapat menurunkan risiko terkena HPV, tetapi mereka tidak sepenuhnya melindungi terhadap virus. HPV juga terkait dengan kanker vagina, vulva, penis, dan kanker anal dan oral pada kedua jenis kelamin.
Jika salah satu risiko tinggi strain HPV tetap hidup dalam tubuh, maka ia dapat menyebabkan sel yang abnormal berkembang di leher rahim. Perubahan-perubahan prakanker ini tidak berarti bahwa Anda memiliki kanker serviks. Namun seiring waktu, sel-sel abnormal ini dapat memberi jalan kepada sel-sel kanker. Setelah kanker muncul, ia cenderung menyebar di leher rahim dan daerah sekitarnya.
Wanita Hispanik dan Afrika-Amerika memiliki tingkat lebih tinggi dari kanker serviks dibandingkan wanita kulit putih. Risikonya juga lebih tinggi pada wanita terinfeksi yang:
Tes Pap adalah salah satu kisah sukses besar dalam deteksi dini. Sebuah penyekaan serviks yang tidak menyakitkan dapat mengungkapkan kelainan, sering sebelum kanker muncul. Perempuan seharusnya mulai memiliki tes Pap tiga tahun setelah menjadi aktif secara seksual dan sebelum usia 21. Seberapa sering tes dilakukan tergantung pada jenis tes, faktor-faktor risiko pribadi Anda, dan riwayat medis Anda. Melewatkan Pap Smear meningkatkan resiko Anda untuk kanker serviks yang invasif.
Catatan: Anda masih perlu tes Pap setelah mendapatkan vaksin HPV karena ia tidak mencegah semua kanker serviks.
Jika hasil tes menunjukkan kelainan kecil, Anda mungkin perlu mengulangi tes Pap. Dokter Anda mungkin menjadwalkan untuk melakukan kolposkopi - pengujian dengan perangkat kaca pembesar yang diterangi - atau melakukan biopsi untuk melihat dengan lebih baik setiap perubahan didalam jaringan serviks. Jika sel abnormal tersebut adalah prakanker, mereka kemudian dapat dihapus atau dihancurkan. Tindakan tersebut sangat sukses dalam mencegah sel-sel prakanker berkembang menjadi kanker.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menawarkan pilihan untuk tes DNA HPV selain tes Pap. Tes ini untuk memeriksa kehadiran dari bentuk HPV yang berisiko tinggi. Ia dapat digunakan dengan mengkombinasikan dengan tes Pap untuk memantau kanker serviks pada wanita di atas usia 30 tahun. Ini juga dapat direkomendasikan bagi wanita segala usia setelah hasil tes Pap mereka abnormal.
Kanker serviks – Artikel kesehatan kali ini berbicara tentang Kanker Serviks. Kanker Serviks (Cervical Cancer) atau kanker mulut rahim? memang bukan nama yang asing. Terutama bagi kaum wanita merupakan momok paling mengerikan. Berikut 13 fakta tentang kanker serviks yang wajib kita ketahui :
1. Apa itu kanker serviks? kenali dah cegah yuk !
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.
2. Sebeberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.
3. Apa sebenarnya penyebab kanker serviks ini?
Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
4. Bagaimana cara penularan kanker serviks ?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
5. Yuk kenali apa saja gejala kanker serviks ini?
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
6. Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.
Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001.
Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.
IBN
8. Selain perokok siapa saja yang berisiko terinfeksi?
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.
9. Bagaimana cara mendeteksinya?
Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
10. Bagaimana mencegah kanker serviks?
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.
12. Adakah efek samping dari vaksinasi ini?
Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan.
Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui boleh menerima vaksin ini.
13. Bisakah kanker serviks disembuhkan?
Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.
Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan erapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.
Pilih mana? mencegah dengan vaksinasi atau anda memilih pengangkatan rahim, radiasi dan kemoteraphy yang masih juga belum ada jaminan sembuh? Lebih baik mencegah daripada mengobati kanker serviks bukan?